Monday, June 1, 2009

Dugaan itu peringatan

Assalamualaikum wbt

Saat ini, saya berdepan dengan kemungkinan kehilangan wang yang sangat besar. Nilainya sangat besar bagi saya. Wang ini lebih dari cukup untuk membeli sebuah iPhone.

Ujian harta
Lama juga berkabung mengenangkan wang itu. Saya ingin menunaikan hajat abang saya untuk membelikannya sesuatu. Saya tidak mahu menceritakannya lebih panjang memandangkan saya sudah cukup letih melaluinya. Tapi saya masih berharap ia tidak tipu walaupun bukt-bukti yang menunjukkan saya ditipu agak jelas. Juga masih berharap jika ia adalah penipu, dilembutkan hatinya untuk memulangkan duit saya kembali.

Saya tidak menyangkal ia adalah salah saya juga. Saya telah cuba berikhtiar sedaya mampu dan pada ketika ini saya hanya mampu berdoa kepada-Nya.

Salahuddin Al-Ayyubi menganggap harta dan wang adalah seperti debu-debu tanah sahaja.

Positif!!

Ia sebagai peringatan kepada saya untuk lebih menginfakkan duit di jalan Allah.

Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya. Maka orang-orang yang beriman di antara kamu dan menafkahkan (sebagian) dari hartanya memperoleh pahala yang besar. (57:7)
Dan mengapa kamu tidak menafkahkan (sebagian hartamu) pada jalan Allah, padahal Allah-lah yang mempusakai (mempunyai) langit dan bumi? Tidak sama di antara kamu orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang sebelum penaklukan (Mekah). Mereka lebih tinggi derajatnya daripada orang-orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang sesudah itu. Allah menjanjikan kepada masing-masing mereka (balasan) yang lebih baik. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (57:10)
Duit tak bawak mati pun...
Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu. (57:20)
Mungkin wang itu bukan rezeki untuk saya.
Kehidupan dunia dijadikan indah dalam pandangan orang-orang kafir, dan mereka memandang hina orang-orang yang beriman. Padahal orang-orang yang bertakwa itu lebih mulia daripada mereka di hari kiamat. Dan Allah memberi rezeki kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya tanpa batas. (2:212)
Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup. Dan Engkau beri rezeki siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab (batas)." (3:27)
Kesenangan selepas kesusahan

Di kala kawan-kawan meluahkan simpati atas musibah yang saya hadapi, ayat ini menjadi kekuatan diri saya.
Kemudian Kami ganti kesusahan itu dengan kesenangan hingga keturunan dan harta mereka bertambah banyak, dan mereka berkata: "Sesungguhnya nenek moyang kami pun telah merasai penderitaan dan kesenangan", maka Kami timpakan siksaan atas mereka dengan sekonyong-konyong sedang mereka tidak menyadarinya. (7:95)
Kata-kata ibu juga memujuk dan mengubat duka saya. ''takpe, kita usaha dulu.Banyakkan doa dan berikhtiar. Sehabis mungkin. Kesenangan tu akan datang lepas kesusahan yang kita hadapi''

Benar-benar berimankah kamu?

Allah tidak akan membebani kita dengan apa yang kita tidak mampu.

Layakkah kita mengatakan kita benar-benar beriman jika kita masih belum diuji? (29:2)

Wallahua'lam.

N.B: doakan saya!!

1 comment:

Mohd Shahridwan bin Ramli said...

sabar..
hehehe
dah bai pun surat sama kamu
moga tenang2